Seperti yang sudah admin ulas di postingan sebelumnya tentang salah satu survey strategis yang dilaksanakan oleh BPS yaitu Survey Ubinan Tanaman Pangan, kali ini mimin kembali akan mengulas tentang Survey Ubinan. Tetapi Ubinan kali ini bukan Ubinan tanaman padi melainkan Ubinan tanaman jagung. Lohh, jagung juga diubin?
Ya, salah satu komoditas tanaman pangan yang dilakukan Survey Ubinan selain padi adalah tanaman jagung.
Secara prinsip, teknik pemilihan sampel dan metode Survey Ubinan jagung berbeda dengan Ubinan padi. Jika Ubinan padi menggunakan metode KSA (Kerangka Sampel Area) dalam pemilihan sampelnya, maka untuk menarik sampel Survey Ubinan Jagung, perlu diawali dengan listing/pendaftaran populasi dahulu. Setelah listing selesai dilaksanakan, baru kemudian ditarik sampel Ubinan untuk disurvey hasilnya pada saat panen. Perkiraan masa panen jagung dan realisasinya yang kadang berbeda sering menyulitkan petugas Survey Ubinan untuk melakukan survey Ubinan Jagung. Petugas harus selalu berkontak dengan petani jagung untuk menanyakan dan memastikan kapan waktu panen nya.
Hal lain yang membedakan Survey ubinan jagung dengan padi adalah jumlah plot sampel yg diubin, jumlah rumpun tanaman yang diubin dalam satu plot dan bobot hasil ubinan yang berbeda dengan ubinan padi.
Hari Kamis, tanggal 15 Februari 2024, tim produksi BPS Kabupaten Cirebon yang dikomandoi oleh Ketua Tim Statistik Produksi, Joko Mulyanto dan Statistisi Ahli Muda, Asri Ardiayuningtyas melakukan supervisi Survey Ubinan Jagung di dua lokasi yaitu Kecamatan Talun dan Kecamatan Pasaleman.
Petugas Survey Ubinan Jagung, yaitu Atris dan Nana, bersama tim, mendatangi sampel kebun jagung yang siap panen, mencatat bobot pengukuran hasil penimbangan jagung dan melaporkannya ke tim supervisi BPS. Semoga data yang dihasilkan oleh Survey Ubinan Jagung akan berguna untuk mengukur produktifitas panen jagung di wilayah Kabupaten Cirebon.